Bismillah
Assalamualaikum wr wb
Tulisan ini bukan sebuah tulisan yang berasal dari orang yang sering bepergian umroh. Tulisan ini hanyalah sebuah tulisan berdasarkan pengalaman pribadi, yang dilakukan jelang akhir Maret 2015 kemarin.
Makkah, Tanah Haram (Suci), adalah tanah yang sangat dirindukan dan sangat diingini bagi mereka yang ingin sekali melihat Ka’bah. Begitu juga dengan Madinah, Kota Rasulullah SAW yang tenang, hangat, bersih, yang juga dirindukan bagi mereka yang ingin mengunjungi dan melihat taman surga sang kekasih Alloh. Begitulah mereka menamainya dengan Raudhoh, taman-taman surga yang dijanjikan Alloh. Banyak kaum muslimin yang ingin berlama-lama berdoa di sana dan berharap akan dikumpulkan kembali oleh Rabb Ar-Rahim Al-Quddus di Jannah kelak.
Begitu banyak tempat yang dijamin ijabahnya doa bila kita mengungkapkan semua hajat kita begitu kita menginjak Tanah Haram, Mekkah.
Bagi yang pertama kali seperti saya, tentunya ingin sekali kan, ibadah kita di Tanah Suci ini diterima dan mabrur. Apa saja sih syarat diterima ibadahnya kita? Ada 2 syarat diterimanya ibadah kita oleh Alloh SWT, yaitu ikhlas dalam menjalankan dan Al-Ittiba’ (Sesuai dengan KEtentuan Rasulullah SAW).
Nah penting sekali bukan mengetahui dan mengerti, Al-Ittiba’ ini, sehingga baiknya kita melakukan hal-hal ibadah kita mulai dari sekarang sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasululah SAW.
Dan Rasulullah SAW juga telah memperingatkan agar meninggalkan segala perkara ibadah yang tidak ada contoh atau tuntunannya dari beliau, sebagaimana sabda beliau:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada urusannya dari kami maka amal itu tertolak”. [HR. Muslim]
Hal-hal nyunnah apakah yang harus dilakukan saat umroh??
- Umroh dilakukan sebagai prioritas, maksudnya saat melakukan pilgrim (perjalanan religi ini) fokuskan pada ibadah, bukan wisata/jalan2nya. Jadi, pilihlah travel umroh yang melakukan perjalanan ke Mekkah dahulu. Sehingga kita dapat menunaikan Umroh terlebih dahulu kemudian mengunjungi tempat-tempat lainnya. Karena apa? Umur kita tak ada yang tahu, sehingga lakukan yang utama dulu.
- Melakukan umroh hanya sekali. Tidak ada yang namanya, mumpung di Tanah Suci saya akan melakukan umroh sebanyak yang saya bisa. lalu ada yang bilang, saya akan meng-umroh-kan orang tua saya yang telah meninggal. Nah hal2 yang spti itu tidak perlu, karena orang yang telah meninggal hanya ada 3 perkara yang akan terus mengalir, amal jariyah, doa anak soleh dan sodaqoh yang diwakafkan. Jadi bila ingin mendoakan, doakan kedua orang tua mumpung sedang berada di Tanah Suci, di tempat2 yang diijabahnya doa. Rasulullah sendiri melakukan umroh hanya 4 kali. Berikut hadis yang mengatakan demikian.
- Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra bahwa dia ditanya: “Berapa kali Rasulullah Saw melaksanakan umrah?” Dia menjawab: “Empat kali, salah satunya pada bulan Rajab”. Kata penanya, “Setelah itu saya berkata kepada Aisyah, “Wahai ibu, tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan oleh ayah Abdurrahman (yakni Abdullah bin Umar)?”” Aisyah ra bertanya: “Apa yang ia katakan?” Penanya tadi menuturkan, “Abdullah bin Umar ra mengatakan bahwa Rasulullah Saw melaksanakan umrah empat kali dan salah satunya pada bulan rajab”. Kata Aisyah ra: “Semoga Allah memberikan rahmat kepada Abdullah bin Umar. Rasulullah Saw tidaklah melaksanakan umrah melainkan Abdullah bin Umar juga turut serta bersama beliau, dan beliau tidak melaksanakan umrah pada bulan rajab”. ( HR. Bukhari 1776)
- Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa dia ditanya: “Berapa kali Nabi Saw melaksanakan umrah?” Anas ra menjawab: “Empat kali, 1) Umrah pada peristiwa Hudaibiyah di bulan Dzul Qa’dah yang ketika itu beliau dihalangi oleh orang-orang musyrik. 2) Umrah pada tahun berikutnya pada bulan Dzul Qa’dah pula ketika berlangsung gencatan senjata antara beliau dengan orang-orang musyrik. 3) Umrah dari Ji’ranah, tempat beliau membagikan harta rampasan perang yang setahu saya adalah perang Hunain. 4) Umrah pada haji wada”. Saya tanyakan lagi: “Berapa kali Rasulullah Saw berhaji?” Anas ra menjawab: “Satu kali”.( HR. Bukhari 1778)
- Diriwayatkan dari Qatadah bahwa dia bertanya kepada Anas bin Malik ra, mengenai umrah Nabi Saw, kemudian Anas menjawab: Nabi Saw melaksanakan umrah, 1) Ketika beliau dihalangi oleh orang-orang kafir. 2) Tahun berikutnya ketika berlangung perjanjian Hudaibiyah. 3) Pada bulan Dzul Qa’dah. 4) Umrah dalam rangka ibadah haji. ( HR.Bukhari 1779)
- Diriwayatkan dari Al Barra bin Azib ra, dia berkata: Rasulullah Saw melaksanakan umrah dua kali pada bulan Dzul Qa’dah sebelum beliau melaksanakan ibadah haji (HR.Bukhari 1781)
- Sempatkan untuk solat sunnah di Hijr Ismail dan memanjatkan doa di sana.
- Berdoa depan Multazam. Sama halnya dengan mencium hajar aswad, untuk akhwat jangan memaksakan diri untuk mencium bila kondisi tidak memungkinkan atau di sekitar hajar aswad atau multazam banyak ikhwan/yang bukan mahrom berebutan. Cukup di dekatnya pun, berdoa hingga mengeluarkan air mata, Inshaa Alloh, Alloh akan segera mengabulkan hajat kita.
Semoga dengan adanya tulisan ini, banyak membantu bagi siapa saja yang berniat dan hendak melaksanakan ibadah umroh.